sabato 4 aprile 2009

golputer atau goal putter

pembuat masalah yang menuntut solusi
(membuat dunia ini layak untuk ditertawakan miris)

tanpa sengaja, baca² status di 'raibuku' yang intinya menyayangkan ke-golput-an fesbuker. awal²nya sikap saya terhadap golputer adalah "ora urusan, sak karepmu...!!!", pun saya sempet kepikiran untuk menjadi salah satunya. saya masih belum tahu pasti hukum secara agama bagi para golputer ini, apakah akan dosa-nista-hina-merana-nelangsa-perkasa ??? (-halah opo meneh iki)

yen tak pikir² (-Basuki alm. mode : on)
gulpot itu tidak tahu diri. -maap ini pendapat pribadi. denger² (lebih tepatnya lihat²) hari kamis-minggu libur gara² ada pelimu, eh...pemilu. thus, besarnya dana yang dipake untuk penyelenggaraan pemilu ini bukan dana yang kecil. duit'e negoro, duit rakyat juga. lalu duit yang sebanyak itu akankah sampeyan (yang golput lho) sia²kan begitu saja, dengan tidak memilih? mungkin sampeyan ngga mau milih karena ngga ada partai yang cocok sama maunya sampeyan, atau sampeyan menilai ngga ada partai yang bagus -semuanya bu*****t. ya monggo...menurut saya menjadi golput karena merasa partai peserta pemilu hanya mikirin internal partainya sendiri alias egois, adalah tindakan yang egois pula. sama² ngga tahu diri menurut saya. karena statusnya sama² diberi amanah/kepercayaan, tapi sama² tidak sungguh² dilaksanakan.

bagi saya, pemilu adalah suatu bentuk 'kepasrahan' pemerintah kepada rakyat. disini (pemilu -red), rakyat diberi amanah oleh pemerintah (secara tidak langsung) untuk menentukan nasibnya sendiri. kali ini, nasib bangsa ini di 5 tahun kedepan ditentukan oleh pulpen, bukan paku lagi. sampeyan boleh tidak suka sama para caleg yang sekarang ini lagi 'adu tampang', baik ke sesama caleg maupun sama rambu² lalulintas. mungkin juga pemilu tidak mengubah hidup sampeyan secara signifikan, tapi bukankah memang begitu mekanismenya? namun begitu, sebagai orang yang diajarkan untuk membalas semua kebaikan, alangkah baiknya jika kebaikan pemerintah (mengadakan pemilu) dibalas dengan mensukseskan programnya itu (pemilu -red).

saya memang belum yakin betul apa yang akan saya pilih, karena saya juga merasa belum ada partai yang benar² 'solusi' untuk bangsa ini. saya mendambakan partai yang benar² menjadi solusi, maka saya pun harus memulai diri untuk (minimal) tidak menjadi bagian dari masalah (golput-red). modal saya adalah keyakinan bahwa dalam beberapa hari ini (sebelum hari H) saya sudah bisa menentukan pilihan.

sebuah pengibaratan : "karena belum ada celana yang bener² bagus, mending sementara make celana yang jelek dulu daripada telanjang menunggu celana yang bagus..."

mari berdoa biar pemilu melahirkan solusi untuk bangsa ini...meski feeling saya mengatakan musibah dan kekacauan belum akan menyingkir dari negeri kira tercinta ini.

5 commenti:

  1. wah sepakat mas min. Saya juga salut terhadap perjuangan KPU.
    Makanya saya nanti akan nyontreng KPU

    RispondiElimina
  2. wah KPU ya...partai nomer piro iku, caleg'e sopo?

    RispondiElimina
  3. Pasalnya bukan masyarakat dipasrahi sama pemerintah, Mas. Lha ini masyarakat pasrah sama caleg-caleg ndak bonafid yang cuman bisa adu tampang sama rambu lalu lintas. Coba ada caleg yang jago nge-blog kayak sampeyan, saya mau pilih itu.. Bukan milihin caleg yang gaptek dan cuma bisa bikin banner dan kaos kampanye doang..

    RispondiElimina
  4. @vicky : heuheuheu...betul sekali, sekarang memang makin kebangeten susahnya. disuruh (dipaksa lebih tepatnya) milih, tapi pilihannya (maaf) tak layak pilih...

    RispondiElimina
  5. golput = golongan putus asa
    tapi kalo gara2 gak masuk DPT, apa boleh bulat..

    RispondiElimina