domenica 23 agosto 2009

percobaan

posting pake hape difajar buta...
tahu2 udah subuh...

giovedì 13 agosto 2009

Tak Sempal Sisan Lambemu...!!!

seorang dosen pernah berkata, "uang memang bukan segalanya, tapi segalanya butuh uang". menindaklanjuti ucapannya itu, beliau-pun menjelaskan dengan panjang lebar perihal pengaruh uang terhadap perilaku manusia. beliau berkata bahwa banyak dan sedikitnya uang yang dimiliki akan berpengaruh pada ketengan dalam menjalani hidup. bahwa orang yang tidak kekurangan uang, cenderung tenang dalam menjalani hidup, 'kesenggol' juga cuek saja. sedangkan orang yang merasa kekurangan uang, cenderung lebih 'grusa-grusu' dalam melakukan segala aktifitasnya.

silakan setuju dengan pendapat beliau jika memang setuju, jika tidak monggo...toh ini pendapat pribadi beliau...sayapun awalnya tidak sepenuhnya sependapat, namun seiring dengan berbagai peristiwa yang saya alami, perlahan-lahan saya mulai teracuni kata² itu.

saya mulai melakukan segala sesuatu dengan amat sangat 'grusa-grusu' dan membabi buta...tanpa pemikiran yang cermat, meski masih dalam batas toleransi*...barbagai macam jurus dikerahkan untuk mengatasi keadaan genting yang menimpa...yang penting segala sesuatunya harus beres pada hari itu juga, soal besok biarlah dipikirkan besok saja...yang masih bisa ditunda, ya...ditunda dulu untuk memenuhi yang telah jatuh tempo...

lalu tibalah saya pada suatu siang yang puaaaanas bin hot bin mak nyooos...dengan kondisi keuangan yang mulai berdarah-darah...!!! terlihat sesosok celengan ikan yang kelihatan sedang tersenyum mengejek...dengan perutnya yang kelihatan buncit...!!! *kali ini saya tidak bisa mengendalikan emosi* tanpa basa-basi lagi saya ambil pemukul kayu...sejurus kemudian...pyaaaaaar...!!!

sambil berteriak, "tak sempal sisan lambemu...!!!" hilang sudah bibir celengan ikan...

lalu dengan semangat sumpah pemuda dan gaya bicara serupa deklamasi, saya memunguti isi celengan ikan sambil bilang, "celengan ikan, senyummu adalah ajalmu"

untuk menghilangkan jejak, saya tutup mulut ikan itu dengan lakban dan membuangnya ke jalan yang sepi...biar dikira korban penculikan...hihihi...

*) batas toleransi (menurut versi saya) : hal² yang secara hukum 'boleh', namun jauh dari kata ideal secara etika dan estetika...

domenica 9 agosto 2009

setengah bulan ngga buka facebook

baru dua minggu ngga buka facebook, tapi rasanya sudah seperti setengah bulan saja...tidak ada alasan yang khusus kenapa saya ngga buka facebook, selain belum ada waktu luang...akankah facebook saya bernasib serupa friendster saya yang hanya saya buka sebulan sekali, kita lihat saja...*buat yang ngirim komen, nge-et, ngirim mesej, atau nulis di wol, saya minta maaf jika belum terrespon sesuai harapan...

seperti halnya dengan
friendster, alasan awal membuat account facebook adalah iseng semata karena teman² saya banyak yang memanfaatkan layanan jejaring sosial ini...namun sepertinya alasan 'iseng semata' tidak lantas menjadikan aktifitas berteman ini 'iseng semata' pula, sekedar pengisi waktu luang...karena dalam prakteknya malah saya harus meluangkan waktu. artinya ada waktu lain yang harus saya korbankan untuk aktifitas saya yang satu ini, ini adalah konsekuensi logis...

kembali ke alasan pertama saya membuat account jejaring sosial, yaitu pengisi waktu luang (iseng semata -red)...maka sejak dua minggu yang lalu, saya sengaja tidak meluangkan waktu khusus...namun jika ada waktu luang, insyaAlloh akan saya buka...

*jika memang ada urusan penting/mendesak, telpon saja...

venerdì 7 agosto 2009

perlunya berpikir cepat

perlunya berpikir cepat (dan bener)

Seorang budayawan berkata, "berhati-hatilah pada kebencian". Menurutnya dalam suatu kebencian terdapat sebentuk kegembiraan, yang katanya patut untuk disyukuri. Karena bagaimanapun caranya kita mencoba melakukan hal-hal yang kita sukai, akan tetap ada kebencian yang memang tak bisa dihindari.

Pernah pada suatu ketika, saya mendapatkan mandat untuk membeli beberapa bungkus makanan dengan jenis dan komposisi yang berbeda-beda. Saya dapat maklumi permintaan teman-teman tersebut, mengingat selera orang memang tidak seperti tentara yang serba seragam. Hanya saja dengan kemampuan mengingat saya yang mulai menyamai Embah² ompong lagi gosok gigi, rasa²nya saya patut untuk mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada penemu kertas dan pulpen. Sip, permasalahan pertama bisa diatasi, asalkan saya tidak lupa membawa serta daftar pesanan tersebut.

Lalu sampailah saya kepada warung yang dimaksud, dan alhamdulillah-nya, saya masih memegang erat² daftar pesanan yang tinggal empat, karena warna hijau sudah meletus duluan...halah...

Pada suatu siang yang panas, di sebuah warung makan, dalam kondisi warung yang sangat sepi. terdapatlah sesosok Ibu² penjual, yang baru² ini saya tahu ternyata ia juuuuutek luar biasa. Sebuah kejutekan yang sebetulnya bukan tanpa alasan. Dengan pesanan saya yang amat sangat bervariasi dan menjengkelkan, terjadi di suatu siang yang puanas, tanpa bantuan dari sang partner. Sungguh petaka yang amat sempurna. Sebuah sikap jutek yang menurut orang jawa, masih pantas untuk dimaklumi. Istilahnya, Kejutekan Kondisional.

Budaya telat, nyatanya tak cuma dalam hal undangan, namun juga telah terjadi dalam cara berpikir. Dalam kasus penjual tadi, terbukti Sang penjual langsung bereaksi terhadap situasi yang menjangkitinya saat itu. tanpa berpikir panjang. nah, disinilah berpikir cepat perlu diterapkan. dalam situasi yang membutuhkan pemikiran panjang namun membutuhkan reaksi yang cepat, maka untuk memutuskan reaksi yang tepat dibutuhkan suatu pemikiran yang cepat dan tentu saja tepat.

lalu bagaimana jika 'dari sana'-nya memang di-design untuk berpikir sebagaimana keong berjalan??? kalaupun terpaksa tidak dapat berpikir cepat, maka tidak perlu langsung memutuskan untuk bereaksi...stay cool. sambil menenangkan diri, pikirkanlah dampak² yang akan terjadi atas reaksi yang akan diputuskan...

kepincangan sempurna

...makin menumpul...tumpukan bukti hidup yang saling bertubrukan...
seperti melihat pelangi yang semua warnanya bercampur menjadi satu...
satu warna tanpa deskripsi pasti...

seperti atas-bawah, depan-belakang, kanan-kiri yang berkehendak manjadi tengah...
piuh...sebuah kepincangan sempurna