sabato 14 marzo 2009

artist look


don't judge a book by its cover
(bukunya pak hakim segedhe koper)


ini soal perkembangan iptek. salah satu dampaknya akan coba saya ulas sedikit (banget).
hebatnya teknologi ternyata turut mentransfer berbagai dandanan gaul muda-mudi perkotaan sampai ke pelosok-sok-sok. dulu saya sering banget ketemu pemuda bersarung-peci sliwar-sliwer di depan rumah, kalo sekarang dandanan a la punk bisa ada di setiap sudut kampung saya. saya sih ngga masalah, lha wong mau bertampang apapun juga bukan urusan saya. mau dibungkus pake daun pisang atau aluminium foil, gedhang goreng tetaplah gedhang goreng.

begitulah muda-mudi kampung saya sekarang, penampilannya artis banget. yang kadang bikin saya geli adalah...hihi...hihi...hahaha...haaaa...(sik² tak ngguyu sik)...hehehe...adalah tontonan favourite-nya...yaitu, Sinetron di Ind****r, yang itu lho...ada silat²nya, ada mistisnya...yang pemerannya orang Indonesia juga, tapi di-dubbing...hwakakakakakaaaa...yang naiknya mobil trus pake kemeja/jas tapi sama anak buahnya dipanggil "Raden", "Ki Demang", "Pangeran", "Nyai" dsb. ...hwahahahahaa...

udah ah...ngga enak nyritainnya...kesannya meremehkan kualitas produk anak negeri...buat yang tersinggung, saya mohon maaf...hehe, meskipun menurut saya "tidak sekali" (ngga banget) tapi yang menggemari tayangan ini ngga sedikit lho...hihihiii...

2 commenti:

  1. Saya juga anti aman shitnetron indonesia yang kayak getuan

    RispondiElimina
  2. @Pencerah : selera emang gak pernah bohong...

    RispondiElimina