venerdì 13 febbraio 2009

Ponari and the Sorcerer's Stone



batu itu bernama "Watu Gludhug"

masih tentang Ponari ni...
kali ini saya coba ceritakan sebagaimana cerita yang saya dengar, mengenai bagaimana sang Ponari ini mendapatkan kemampuannya.

Alkisah pada suatu siang yang terik, yang tiba² mendung lalu hujan. Ponari sedang bermain dengan temannya kala itu...-sekali lagi saya tegaskan, katanya.
Lalu dengan serta-merta dan membabi buta, sesosok petir nongol dengan ciri² mirip lampu blitz yang semakin didramatisir dengan backsound "dhuaaaaar...!!!" -saya tegaskan lagi ya, katanya. Sejenak kemudian, sambil bilang "aduuuuh...!!" Ponari memegangi kepalanya yang (katanya) berasap. Entah darimana datangnya, secara mengejutkan di tangan kanannya telah tergenggam seonggok batu berbentuk kuda berkepala Jacky Chan. -kalo ini bohong, yang (katanya) bener ini. Tiba² di tangan kanannya sudah tergenggam sebuah batu, soal bentuknya bagaimana itu bukan urusan saya. Toh saya bukan ahli dalam hal perbatuan, saya juga bukan tukang batu walaupun katanya saya ini orang berkepala batu.

Cerita berlanjut, setelah kejadian itu Ponari pulang ke rumah dan menceritakan kejadian itu kepada...mmm...kepada siapa ya...ah, yang jelas bukan saya-lah. Karena tidak begitu ngeh dengan kejadian yang menimpanya, si Ponari ini membuang batu bertuah itu. Tapi mengejutkan, karena pada hari berikutnya batu itu telah berada di teras rumahnya. Katanya, kejadian ini berulang sampai dua kali. Kemudian (katanya lagi) pada suatu malam Ponari bermimpi dalam tidurnya, dalam mimpinya ia diberi petunjuk untuk merawat batu itu. -sebagai catatan, petunjuk perawatan batu bertuah untuk saat ini belum ada yang versi .pdf

Pada suatu ketika, dimana ketika itu adiknya sedang sakit, yang kata Ibunya Ponari sakitnya adalah muntaber. Ponari bertutur kepada sang Ibu agar adiknya jangan dibawa kemana-mana, "rak sah digowo lungo ngendhi-endhi, kene tak tambani wae" (nggak usah dibawa kemana-mana, biar saya yang menyembuhkan) begitu kata Ponari kepada Ibunya. Bisa ditebak dong, kalo pengobatan yang dilakukan Ponari mendapat predikat sukses. Karena sejak itu cerita tentang Ponari dan batu bertuah ini menyebar ke seluruh telinga yang mendengar. Sejak itu pula kedigdayaan Ponari menyebar, seiring dengan keberhasilan-keberhasilan Ponari menyembuhkan yang sakit. -saya ulang lagi ya, ini katanya.

Sejak cerita ini berkeliaran sampai saat ini, tercatat pengunjung Ponari setiap harinya mencapai 10.000 sampai 20.000 orang (catet, itu orang sakit). Bahkan pernah dalam satu hari tercatat, para pencari sehat dari segala penjuru mencapai 40.000 orang. Sungguh suatu angka yang mengesankan, mengingat tempat tinggal Ponari ini jauh dari pusat kota.

Begitulah kira², versi cerita yang saya ketahui. Cerita tentang Ponari dan batu bertuahnya, yang sekarang dikenal dengan nama "Watu Gludhug" (watu=batu, gludhug=petir) karena batu itu dipercaya berasal dari petir. Di samping memang cerita ini selsesai saya haturkan, saya juga tiba² didaulat oleh Ibu saya untuk beli gorengan. Katanya mumpung lagi ngga ada orang yang ngenet, Ibu mau gantiin sebentar. Pas saya mau berangkat Ibu bilang "ojo lali, karo endhog gludhug 2 ya..."

3 commenti:

  1. emng gitu ye ceritanya. endhog gludhug itu apa sih?

    RispondiElimina
  2. Rasah melu2 kowe minc.

    Mr Minc bermain bersama teman-temannya dihalaman rumah...bla bla Duar....

    Ternyata ban sepeda motornya meletus

    RispondiElimina
  3. @ RT
    endhog gludhug itu makanan dari singkong parut yang dikasi gula trus digoreng...rasane mak nyoooos....(baru saja digoreng sih..hehe)

    @ pencerah
    hwalah...semoga itu cuma mimpi, soale rego ban ki saiki yo larang je...hahaha...

    RispondiElimina